Barusan saya membaca kitab Bilangan 1-3. Biasanya di waktu-waktu lampau, kalau saya membaca kitab Bilangan di awal-awal pasalnya, maka saya akan melewati. Semuanya kan cuma angka-angka dan nama-nama yang kurang terkenal rasanya. Tetapi setelah saya bergumul lebih jauh dengan Alkitab, saya menyadari bahwa semua bagian Alkitab itu adalah kebenaran dan ada maknanya. Saya juga sadar bahwa ketika kita membaca Alkitab jangan membaca dengan hanya melihat tetapi membaca dengan mendengar. Dan pagi ini saya coba menjalani dengan perlahan-lahan ( walaupun sulit bagi saya ) untuk membaca Bilangan 1-3.

 

Puji Tuhan bahwa saya mendapatkan makna dari Kitab Bilangan 1-3. Kalau refleksi ke dalam hidup saya maka saya kurang detil dan teliti di dalam menghitung. Pengertian menghitung ini bukan pengertian matematik abstrak saja tetapi bagaimana mempunyai hikmat di dalam menghitung, menilai dan menganalisa hidup kita dan aset yang Tuhan percayakan kepada kita. Menghitung ini sangat penting karena dengan menghitung kita dapat mengetahui posisi kita, kekuatan dan kelemahan kita. Dan angka-angka hasil perhitungan itu bisa dijadikan alat untuk mengambil keputusan. Dan ternyata prinsip ini satu hal yang penting.

Kalau membaca Konteks kitab Bilangan, kita menemukan bahwa disana terjadi survey dan perhitungan terhadap jumlah orang di dalam suku-suku Israel. Mengapa mereka harus menghitung ? Pertama sewaktu mereka hendak berperang memasuki tanah Kanaan maka mereka harus mengenali kekuatan mereka. Kedua. Dengan banyaknya orang yang tercatat sebenarnya membuat mereka harus bersyukur karena berkat di dalam kitab Kejadian untuk beranak cucu dan penuhi bumi itu ada pada mereka. Kecukupan dan kelimpahan dan keturunan-keturunan yang mereka miliki sekarang adalah berkat Tuhan. Maka dengan menghitung ini dapat membuat mereka bersyukur.

Kalau kita renungkan bahwa sebenarnya menghitung bukan cuma sekedar aspek matematis. Tetapi ada aspek makna lainnya yang saling berkaitan. Misalnya menghitung membuat kita bisa menganalisa, bisa menilai, bisa mengambil keputusan. Menghitung bisa membuat kita bersyukur. Menghitung bisa membuat kita mengenal diri dengan detil. Menghitung dapat membuat kita lebih teliti. Menghitung dapat membuat kita waspada. Menghitung dapat membuat kita memacu diri lebih giat. Dan masih banyak aspek makna yang dapat ditarik dari menghitung. Tentunya antara perhitungan dan iman pun bukan sesuatu yang bertolak belakang namun sesuatu yang integral. Alkitab mengajarkan bahwa kita berimanpun bukan iman yang buta. Iman pun ada pengertiannya. Bukan berarti kalau Alkitab mengajarkan kita untuk percaya hidup ini dipelihara Tuhan namun kita tidak menghitung aset kita dan belajar teliti di dalam keuangan kita. Kalau kita membahasa mengenai iman dan pengertian tentunya pergumulan yang panjang. Namun di refleksi kali ini secara singkat hanya diutarakan menghitung itu sesuatu yang penting. Aspek angka ini berkaitan dengan keakuratan. Dan dengan demikian membantu kita memilah.

Saya makin kagum dengan Alkitab dan segala kelimpahannya. Tentunya untuk mengerti perlu bergumul. Waktu kita membaca Alkitab kita harus belajar setia dan belajar mendengar suara Tuhan walaupun kadang kitab yang dibaca sulit dan mungkin membosankan bagi kita yang tidak terbiasa. Namun didalamnya terkandung hikmat Tuhan. Ambil contoh yaitu memgenai detil kemah suci di dalam kitab Keluaran dan Imamat sebelum kitab Bilangan yang baru saya lewati kemarin-kemarin. Pada awalnya saya bingung dengan detil semua arsitektur dan penempatan di dalam kemah suci. Tetapi ketika saya merenungkan lebih dalam, saya menemukan prinsip di dalam membangun kemah suci itu ada beberapa hal yang bisa kita pelajari. Misalnya : prinsip fungsi ( misalnya fungsi roti sajian, fungsi ukupan, fungsi kandil, dll ). Prinsip fungsi ini dikaitkan dengan tata letak ruang. Aplikasi sederhananya misalnya di dalam rumah itu kita harus mengatur rumah dan fungsi barang-barang di tempat yang tepat. Piano bukan tempat meja makan. Kamar bukan gudang, ruang tamu bukan kamar tidur, dll. Kemudian selain prinsip fungsi, saya juga menemukan prinsip keindahan ( estetik ). Di dalam mengatur tata letak dalam kemah suci juga berkaitan dengan estetik yang menimbulkan nuansa agung. Maka aplikasi mudahnya di dalam mengatur rumah ataupun satu tempat kita harus memikirkan bahwa keindahan itu membuat satu nuansa yang menimbulkan kesan dan pesan yang bisa disampaikan. Selain prinsip fungsi dan estetik maka saya juga menemukan prinsip nilai di dalam pengaturan tata letak.

Sungguh luar biasa Alkitab ini.

Bila di dalam kitab Bilangan 1-3 ini banyak berkaitan dengan aspek angka maka di pengaturan kemah suci banyak berkaitan dengan aspek ruang. Namun makna yang dikandungnya bukan cuma sedekar di dalam aspek angka dan ruang tetapi multiaspektual.
Kiranya refleksi ini boleh menjadi berkat

Jeffrey Lim
18 November 2010
Bandung, di saat merenungkan kitab bilangan 1-3.

We have 4 guests and no members online