Christian Theism percaya bahwa ada Allah yang adalah personal yang menciptakan manusia dan dunia ini, dan bahwa Allah adalah Allah yang maha kuasa, maha tahu, maha kudus, maha hadir. Christian Theism juga percaya bahwa selain pencipta, Allah juga adalah Allah yang memelihara dan menopang dunia ini.
Pertanyaannya adalah : apakah Christian Theism adalah kepercayaan yang bersifat rasional? Apa itu rasional? Seseorang disebut rasional bila dia percaya sesuatu yang sesuai dengan standar yang tepat. Nah! Apakah orang Kristen rasional dengan kepercayaannya? Tidak! Ini adalah tanggapan orang dunia yang mengatakan bahwa kepercayaan Christian Theism itu tidak rasional. Tidak rasional itu berarti tidak sesuai dengan rasio. Jadi orang dunia berpresuposisi bahwa manusia mempunyai akal budi atau rasio, dan dunia ini adalah dunia yang rasional namun Christian Theism adalah kepercayaan yang tidak rasional.

Kepercayaan Christian Theism juga banyak diserang oleh tokoh-tokoh terkenal di dalam sejarah. Karl Marx, seorang tokoh komunis berkata bahwa Religion is the opium of the masses. Dan juga Sigmund Freud ( Bapak psikologi ) menyatakan beberapa statement, pertama : Religion is an illusion and it derives its strength from the fact that it falls in with our instinctual desires. Kedua : Religion is a mass delusion or paranoid wish-fulfilment. Ketiga : Religion is a "universal obsessional ritual". Dan seorang tokoh filsafat atheis yang bernama Nietzsche yang melawan Kekristenan dan yang mempengaruhi Hitler berkata bahwa Allah sudah mati ( God is dead ).
Apakah Theism itu kepercayaan yang rasional? orang scientist mengatakan bahwa Theism adalah tidak rasional. Mengapa? Christian Theism itu tidak rasional karena keberadaan Allah tidak bisa dibuktikan secara empiris. Allah tidak bisa dilihat dengan indera mata, tidak bisa disentuh oleh indera kulit, tidak bisa dicium, tidak bisa didengar suaranya. Jadi karena Allah tidak bisa dibuktikan dengan pengalaman manusia, maka kepercayaan bahwa  Allah itu ada, tidak rasional.

Bila dipaparkan, maka logika silogismenya adalah seperti ini :
Premis major 1 : Jika sesuatu itu ada maka keberadaannya harus dapat dibuktikan dengan pengalaman atau percobaan secara empiris. Bila tidak, keberadaan sesuatu itu dipertanyakan.
Premis minor 1 : keberadaan Allah tidak bisa dibuktikan secara empiris.
Konklusi 1 : keberadaan Allah dipertanyakan.
Atau logika lainnya adalah seperti ini :
Premis major 2 : Suatu kepercayaan disebut rasional bila didukung oleh bukti empiris. Bila tidak ada bukti empiris, suatu kepercayaan ini dipertanyakan kerasionalannya.
Premis minor 2 : Kepercayaan Christian Theism mengenai Allah tidak bisa dibuktikan secara empiris.
Konklusi 2 : Kepercayaan Christian Theism mengenai Allah dipertanyakan kerasionalannya.

Apakah Christian Theism itu kepercayaan yang rasional? Bagaimana kita sebagai orang Kristen menjawab pertanyaan ini? Kalau konklusi yang diberikan oleh orang dunia itu benar, yaitu bahwa Theism tidak rasional, maka bukankah kepercayaan kita terhadap Allah itu sesuatu yang salah secara rasional? Kalau kepercayaan akan Allah tidak masuk akal dan salah, bukankah kita yang percaya kepercayaan itu adalah bodoh atau terobsesi ( seperti yang dikatakan oleh Freud )?
Apakah Christian Theism itu kepercayaan yang rasional? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita telusuri pikiran antitheism yang meaningless. Pertama, kita telusuri pikiran dari atheis yang paling menentang Kekristenan, selain secara pribadi juga secara akademis yaitu pikiran Frederick Nietzsche. Tidak ada seorang yang menyerang pola pikir Kekristenan secara gencar sekali ( Christian theistic worldview ) selain Frederick Nietzsche. Nietzsche berthesis bahwa Allah sudah mati ( God is dead ). Allah sudah mati berarti bahwa tahayul yang terbaik sudah mati. Maka manusia boleh bersukacita dan berbuat seenaknya. Mengapa? Karena Allah yang adalah Tuhan sudah mati. Kemudian Nietzche mengemukakan konsep manusia sebagai Superman ( uberman ). Manusia adalah perjalanan dari binatang menuju superman. Kita lihat apa akibat dari pikiran anti theism ini. Hidup Nietzsche penuh dengan sakit penyakit dan dia juga akhirnya menjadi gila akibat filosofinya. Pikirannya ternyata bukan juruselamat dunia namun sebuah perusak besar. Pikiran Nietzsche ini mempengaruhi Adolf Hitler dan akibatnya adalah pembunuhan massal karena konsep dari Nietzche ini. Lihatlah realita bahwa pikiran anti theism ini meaningless.
Apakah Christian Theism itu kepercayaan yang rasional? Ya! Betul. Namun bagaimana dengan logika dari para scientist di atas yang mempertanyakan kerasionalan Christian Theism dengan silogisme diatas? Mari kita serang dan berapologetika mengenai pola pikir logika silogisme yang dipaparkan di atas. Logika dari apologetika ini akan menolong untuk balas menyerang pola pikir yang menyerang Kekristenan.

Pertama, Premis major 1 adalah “Jika sesuatu itu ada maka keberadaannya harus dapat dibuktikan dengan pengalaman dan percobaan secara empiris.”Premis ini sendiri adalah salah. Mengapa? Karena premis ini sendiri ada self-referential absurd. Apa maksudnya? Yaitu Premis ini salah bila diterapkan ke dirinya sendiri. Yaitu apakah prinsip “Jika sesuatu itu ada maka keberadaannya harus dibuktikan dengan pengalaman dan percobaan secara empiris”ada ( exist )? Ya, prinsip ini tentunya harus ada untuk menekankan pernyataan di dalam prinsip ini. Bila prinsip ini tidak ada, maka prinsip ini tentunya salah sebab prinsip ini tidak bisa dinyatakan dan ditekankan seperti sekarang ini. Namun bila prinsip ini ada maka sesuai dengan prinsip ini yaitu semua yang ada harus ada bukti secara empiris atau pengalaman. Pertanyaannya : Apakah prinsip ini dapat dibuktikan secara empiris? Dibuktikan dengan pengalaman? Pasti tidak bisa, bukan? Dengan percobaan laboratory atau dengan indera mata, telinga, kulit, hidung, mulut, prinsip ini tidak bisa dibuktikan. Kalau begitu prinsip ini bertentangan sendiri sebab prinsip ini ada namun tidak bisa dibuktikan secara empiris. Konklusinya adalah, karena prinsip ini tidak bisa dibuktikan secara empiris maka prinsip ini dipertanyakan keberadaannya. Namun prinsip ini ada. Jadi self-defeating. Dan ini adalah tanda error.

Kedua, mengenai premis major 2 yang mirip logikanya dengan premis major 1. Premis major 2 adalah “Suatu kepercayaan disebut rasional bila didukung oleh bukti empiris.”Pertanyaannya, apakah prinsip ini suatu kepercayaan yang rasional? Bila ya, maka prinsip ini harus bisa dibuktikan secara empiris atau pengalaman. Dan kepercayaan premis major ini sendiri secara prinsip tidak bisa dibuktikan secara empiris, jadi kepercayaan akan premis ini sendiri dipertanyakan. Maka premis ini sendiri adalah self-defeating. Dan ini adalah tanda error.
Apakah Christian Theism itu kepercayaan yang rasional? Jawaban sebagai orang Kristen yang kita berikan adalah: Ya! Christian Theism adalah rasional dan masuk akal! Dan lebih dari itu, kita menantang dan menekankan bahwa kepercayaan antitheismlah yang tidak rasional. Mengapa? Sebab tanpa Christian Theism, banyak hal yang tidak bisa dijawab. Apa maksudnya? Tanpa Christian Theism, banyak pertanyaan filosofis yang tidak bisa dijawab. Pertanyaan-pertanyaan filosofis itu adalah dari epistemology ( about knowledge ), ontology ( about being ) dan juga ethics ( about doing ). Dapatkah manusia puas atas jawaban secara epistemology, ontology, ethics, dan lainnya tanpa theism?

Pertanyaan-pertanyaan filosofis yang tidak bisa dijawab dengan memuaskan tanpa Christian Theism adalah:
1. Pengetahuan
Apa itu pengetahuan? Apa natur dari pengetahuan? Dari mana asalnya pengetahuan itu? Mengapa manusia punya pengetahuan? Apa itu logika? Darimana asalnya logika? Mengapa manusia berlogika dan hewan tidak? Bukankah Allah yang adalah Logos ( Firman ) adalah sumber dari pengetahuan?
2. Kebenaran
Apa itu kebenaran? Apa standard kebenaran? Dari mana sumber kebenaran itu? Bukankah Allah adalah jawaban atas kebenaran?
3. Makna hidup
Apa makna dari hidup ini? Dimana arti hidup ini? Apa tujuan hidup ini? Apa yang membuat hidup bermakna? Yang membuat hidup bermakna adalah kasih, tujuan hidup, pengetahuan dan kebenaran. Kasih - Apa itu kasih? Siapa sumber kasih? Mengapa kasih membuat hidup bermakna? Dari mana kasih itu? Mengapa manusia butuh kasih? Bukankah Allah yang sumber kasih adalah jawaban apa itu kasih?
4. Etika
Mengapa kita harus beretika? Apakah dasar etika? Mengapa manusia beretika? Immanuel Kant berkata bahwa ada hal yang menakjubkan dia yaitu imperative categorical di dalam hati yang menyuruh manusia berbuat baik. Dari mana hati nurani yang menyuruh kita berbuat baik itu? Bukankah Christian Theism mengajarkan bahwa Tuhan adalah sumber kebenaran dan etika dan Dia menanamkan hukum-Nya di dalam manusia?
5. Manusia
Siapakah manusia itu? Apa natur dari manusia itu? Mengapa manusia berbeda dengan binatang? Manusia ada rasio, hati nurani, sifat kekekalan, sifat kreatif, sifat sosial. Bukankah gambar dan rupa Allah adalah jawaban untuk natur manusia?
6. Fellowship
Kenapa manusia adalah mahluk sosial? Kenapa manusia berfellowship? Bukankah Allah Tritunggal yang tunggal namun jamak adalah jawaban untuk mengapa manusia yang segambar dengan-Nya itu berfellowship?
7. Evil
Apa itu evil? Mengapa ada kejahatan di dunia ini? Bukankah dosa adalah jawaban yang rasional mengenai kejahatan?
8. World
Dari mana dunia ini? Mengapa ada something daripada nothing?
Orang dunia menjawab pertanyaan ini salah satunya adalah dari big bang theory, namun mungkinkah sesuatu yang nothing menghasilkan something? Sesuatu yang impersonal menghasilkan yang personal? Bukankah Allah adalah jawaban dari mengapa ada something daripada nothing di dunia ini? Bukankah creation ex nihilo ( menciptakan dari tidak ada ) adalah jawabannya?
9. Design
Mengapa di dalam dunia ini adalah suatu design? Mengapa adanya keindahan, adanya entity yang penuh dengan karya seni dan design didalam dunia ini? Mengapa sepertinya ada intellegent yang mendesign dunia ini? Dapatkah anda menjawabnya? Dari mana datangnya design ini? Bukankah Allah sebagai intellegent design adalah jawaban dari pertanyaan mengenai dunia yang penuh design ini?
10. Religious Experience
Bukankah manusia mengalami pengalaman beragama? Dari mana pengalaman beragama ini? Mengapa di dunia ini, di mana ada manusia, di situ ada agama ? Dari mana sense of divinity ini ( perasaan keilahian = from John Calvin )?

Dari 10 pertanyaan filosofis, apakah antitheism dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini? Bukankah Kekristenan itu rasional untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar dari manusia mengenai reality?

Jeffrey Lim

Add comment


Security code
Refresh

We have 9 guests and no members online