Print
Ditujukan terutama kepada teman-teman yang bergumul dengan bipolar, skizofrenia dan pergumulan mental lainnya.
Tidak dapat disangkali bahwa ketika seseorang bergumul dengan gangguan mental misalnya gangguan bipolar dan skizofrenia maka solusi yang paling mendasar dan paling relevan adalah medis. Mengapa ? Karena gangguan bipolar dan skizofrenia memang benar-benar ada sakit secara fisik di otaknya. Secara ilmiah para ilmuwan menyelidiki adaya gangguan neurotransmitter di dalam otak penderita gangguan mental. Baik kelebihan dopamine yang dapat mengakibatkan aktif, agresif bahkan mania ataupun kekurangan serotonin yang mengakibatkan depresi.
 
Meremehkan atau bahkan menyangkal medis di dalam penanganan gangguan mental seperti bipolar dan skizofrenia berarti kita menyangkali adanya aspek tubuh dan juga peran otak di dalam diri manusia. Kalau anda seorang penderita gangguan bipolar dan pernah diobati secara medis dengan tuntas maka anda tahu bahwa obat-obatan itu bekerja. Bahkan bagi keluarga dan teman-teman disekeliling penderita juga bisa melihat perubahan tingkah laku dan pemikiran dalam diri penderita setelah mengkonsumsi obat-obatan psikiatrik. Jadi obat-obatan ini benar-benar bekerja dan bukan placebo effect atau auto sugesti. Jadi kalau anda mempunyai sanak saudara, keluarga atau teman yang menderita gangguan mental seperti bipolar, jangan bawa mereka untuk diusir setannya atau menyuruh mereka untuk beriman kuat dan bertobat supaya sembuh. Ini salah kaprah ! Karena kalau seseorang yang sakit itu perlu makan obat. Sangat alamiah !
 
Di dalam iman kepercayaan saya sebagai orang Kristen ( seperti juga di dalam agama lainnya ), ada kelompok para rohaniwan yang seringkali kurang mengerti natur dari penyakit gangguan mental. Solusi yang ditawarkan adalah murni batiniah. Tetapi bagi saya ini kurang holistik. Sebagai orang Kristen yang percaya Yesus Kristus, saya mengutip perkataan Yesus bahwa di dalam Markus 2:17
 
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." ( Markus 2:17 )
 
Di dalam ayat ini, Tuhan Yesus sedang mengatakan bahwa Dia datang bukan memanggil orang benar tetapi orang berdosa dan dia menganalogikan dengan perkataan bahwa bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit. Secara logika dapat ditarik bahwa jelas bahwa orang sakit itu memerlukan dokter. Iman kepercayaan Kristen tidak menolak medis. Dalam kasus gangguan mental seperti bipolar dan skizofrenia, banyak orang bahkan pelayan Tuhan belum mengenal bahwa natur ini adalah penyakit fisik. Kita butuh bimbingan rohani tetapi juga perlu dokter. Tuhan bisa menyembuhkan secara mujizat dan langsung tetapi juga dapat secara natural melalui dokter. Lukisan the Consultation oleh Harry Anderson ini sangat saya sukai. Coba anda perhatikan !
The Consultation by Harry Anderson
Lukisan ini berbicara mengenai lebih daripada ribuan kata-kata. Kita bisa menafsirkan bahwa Tuhan menyembuhkan juga melalui dokter. Kita bisa mengerti bahwa orang sakit perlu dokter. Kita juga bisa mengerti bahwa kesembuhan juga tetap melalui tangan yang tidak kelihatan yaitu Tuhan sendiri. Banyak arti bisa ditafsirkan dari lukisan yang indah ini. Silahkan merenungkan, berdiam dan diberkati oleh lukisan ini.
 
Tetapi, tujuan penulisan artikel saya belum sampai. Seringkali kalau kita mempelajari sejarah pemikiran, respon manusia terhadap sesuatu yang salah itu adalah ekstrim pendulum ke sisi lainnya. Ketika seseorang yang pernah alami gangguan mental merasakan bahwa obat-obatan itu bekerja dan ternyata bimbingan rohani murni belaka tidak cukup. Maka ada respon pendulum ekstrim yang dapat membuat penderita anti dengan bimbingan rohani. Ketika ada kesalahan dari para rohaniawan yang kurang mengerti ilmiah maka dapat membuat penderita anti terhadap bimbingan spiritual. Saya dapat mengerti respon pendulum ini. Namun bila kita lebih matang berpikir maka seharusnya ketika ada thesis dan ada anti thesis seharusnya kita menggumuli sintesisnya. Karena ada pemikiran yang lebih lengkap yang perlu kita gumuli. Pemikiran yang lebih holistik.
 
Sesungguhnya bila kita menggumuli isu gangguan mental, tanpa meremehkan medis saya harus mengatakan bahwa gangguan mental itu bukan cuma isu fisik dan otak belaka. Ini isu bio psiko sosial dan spiritual. Berikan medis yang cukup dan pas kepada seseorang yang menderita gangguan mental dan anda akan membuat mereka menjadi lebih tenang dan bisa berpikir serta mengendalikan diri. Pikiran dan emosi yang bergejolak bisa lebih teratur. Pikiran delusional dan halusinasi bisa hilang. Ini sebuah awal yang baik. Tanpa awal ini percuma anda ingin konseling penderita. Namun pertanyaannya : cukupkah hanya medis ? Cukupkah hanya obat-obatan ?
 
Tanpa meremehkan medis dan dengan mengakuinya sebagai anugerah umum Tuhan, saya ingin menyatakan bahwa kita manusia lebih daripada sekedar fisik dan otak belaka. Saya tidak akan mendiskusikan banyak apakah pikiran itu = otak dan otak = pikiran. Apakah kita terdiri dari tubuh materi yang kelihatan dan jiwa yang tidak kelihatan yang bukan materi. Mungkin anda dapat mendengar Youtube ini https://youtu.be/yP_Ps1cqu5Y untuk menggumuli neuroscience bahwa ada unsur bukan materi di dalam diri kita. Saya tidak akan membahas itu. Yang saya hanya ingin bahas cuma sederhana. Tidak rumit.
 
Bila kita itu cuma sekedar otak kita. Mengapa banyak orang yang ketika sudah diobati tubuh fisiknya tetapi tetap galau dan merasa kekosongan di dalam diri mereka ? Coba renungkan ! Berapa banyak orang yang tetap bergumul berat ketika fisik tubuhnya sudah diobati. Mengapa ? Karena manusia lebih dari sekedar otak belaka. Kita adalah mahluk rohani, mahluk sosial, mahluk bekerja dan mahluk yang diciptakan yang mempunyai tujuannya. Kita bukan cuma mahluk bertubuh fisik saja. Penjelasan saya diambil dari iman kepercayaan saya. Manusia diciptakan untuk Allah. Allah adalah tujuan hidup manusia. Allah adalah sukacita dan penghiburan manusia. Tanpa relasi dengan Allah dan tanpa menjalani panggilanNya, kita akan seperti layang-layang yang putus. Kita hidup tanpa makna dibawah kolong langit dibawah terik matahari.
 
Kita hidup mempunyai tujuan untuk menggenapi rencanaNya, untuk mengerjakan pekerjaan baik. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. ( Efesus 2:10 )
 
St. Agustinus mengatakan dalam doanya : “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.”. Memang betul apa yang dikatakan oleh Bapa gereja Agustinus ini bahwa jiwa manusia tidak dapat tenang sampai kita beristirahat dalam Tuhan. Ketika fisik penderita gangguan mental sudah diobati, ada unsur jiwa manusia yang hanya dapat diisi oleh Tuhan sendiri. Ahli falsafah Perancis, Blaise Pascal, mengatakan tentang keperluan manusia terhadap Yesus: "Terdapat suatu kekosongan yang diciptakan oleh Allah di dalam hati setiap orang. Kekosongan ini hanya boleh diisi oleh Allah sendiri melalui anak-Nya, Yesus Kristus."
 
Ketika medis tidak boleh dimarginalisasi maka bimbingan rohani juga demikian. Tidak boleh ditekan dan diabaikan. Sebab kita ini selain mahluk fisik juga mahluk rohani. Kalau anda hanya mahluk fisik yang bertubuh. Mengapa anda peduli dengan makna hidup ? Mengapa anda peduli dengan statemen saya ini ? Menanggapnya berarti atau mungkin menganggapnya tidak relevan ? Karena kita mahluk yang mempunyai sistem penilaian. Dan sistem penilaian itu tidak ada bila kita hanya sekedar materi belaka. Kita bisa menilai karena kita mempunyai nilai yang batiniah.
 
Apa yang terjadi bila kita hanyalah mahluk tubuh dan fisik belaka ? Maka tidak ada tanggung jawab. Tidak ada moralitas ! Sebab kita hanyalah korban dari otak dan impuls tubuh kita. Hai sesamaku manusia yang terkasih ! Kita lebih dari itu ! Kita ini mahluk yang berdignitas. Kita ini mahluk yang mempunyai moral. Kita ini manusia bermakna ! Kita ini bukan cuma onggokan daging dan otak yang hanya makan, tidur, buang air dan mengikuti insting kita. Kita lebih dari itu ! Kita adalah gambar dan rupa Allah ! Coba pikirkan kalau anda dihina orang mengapa kita marah ? Karena kita punya dignitas ! Kita punya nilai dan harga diri ! Apakah otak belaka dapat punya harga diri ? Dignitas itu diluar fisik. Itu adalah batiniah !
 
Saya berharap artikel singkat ini dapat membuat kesadaran kita sebagai manusia rohani makin berkembang. Kita bukan sekedar otak kita ! Kesadaranmu, kepribadianmu, pilihan hidupmu semua itu menyatakan bahwa engkau hidup bukan saja secara fisik tetapi secara batin. Jangan stop obat kalau memang itu diperlukan di dalam pengobatan fisikmu. Tetapi jangan abaikan ajaran Tuhan !
Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.
( Matius 4: 4 )
 
Jeffrey Lim